20 April 2013



      Tatkala Allah hendak menciptakan bentuk Nabi Adam a.s, Dia mencampur air, tanah, api dan wap dalam penciptaannya, lalu bertajalli kepada campuran tersebut dengan sifat dan zatNya, serta digenggam dengan kekuasaannya, lalu campuran itu dibawa ke alam malakut dan dicampur dengan wangi-wangian syurga serta disirami dengan bahrul uluhiyah.

Adapun masa penciptaan Nabi Adam as, kira-kira120 tahun yakni 40 tahun dalam tanah berlumpur, 40 tahun dalam tanah bebatuan dan 40 tahun dalam lapisan tanah yang membusuk, akan tetapi tidak diketahui kapan masa penciptaannya tersebut. Allah berfirman: 

“Bukankah Telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat. (QS. Al-Insaan : 1-2)

Kemudian Allah sempurnakan bentuknya seperti keadaan manusia sekarang ini serta Allah rahasiakan hakikat bentuk dan kejadiannya dari para malaikat, sehingga membuat memandang dengan hina, karena kebodohan mereka tentang rahasia Allah.

Maka tatkala Allah menciptakan nabi Adam, Dia berfirman kepada para malaikat, sebagaimana tertulis dalam sebuah al-Qur’an. “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". (QS. Shaad:71-72)

Lalu Allah berfirman kepada malaikat Jibril “Hai Jibril turunlah kamu ke dunia, ambillah beberapa jenis tanah, Aku hendak menciptakan makhluk baru yang bernama manusia”

Malaikat Jibril pun turun ke dunia untuk mengambil beberapa jenis tanah, sesampainya di dunia ia ditanya oleh tanah : “Hai Jibril, untuk apa Allah menyuruhmu mengambil tanah?”

Malaikat Jibril menjawab : “Allah hendak menciptakan makhluk baru yang bernama manusia”. "Jangan! Aku tidak mahu bertanggung jawab atas ciptaan ini, aku takut apabila Allah menciptakan sesuatu dariku yang aku tidak sanggup menanggungnya”.


Mendengar penolakan tersebut, malaikat jibril pun naik ke langit dan melaporkan kepada Allah tentang tanah yang tidak sanggup menanggung beban kerana takut akibat yang akan terjadi bila Allah menciptakan manusia.

Lalu Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk turun ke dunia. Sebagaimana halnya malaikat Jibril, permohonan kepada bumi pun di tolak, dan iapun kembali dengan tangan hampa, lalu Allah memerintahkan malaikat Israfil untuk turun ke dunia mengambil beberapa jenis tanah sebagaimana halnya malaikat Jibril dan Mikail, permohonan kepada bumi pun dibantah, dan ia pun kembali ke langit melaporkan tugasnya yang gagal.

Maka Allah memerintahkan malaikat Izrail untuk turun ke dunia, sebagaimana halnya yang lain, permohonannya kepada bumi untuk minta beberapa jenis tanah ditolak. Kemudian ia berkata kepada bumi : “Hai bumi tahukah kamu sesungguhnya hal ini bukan keinginan kami, para malaikat, akan tetapi Allah lah yang telah memerintahkan kami untuk mengambil beberapa jenis tanah darimu, dan Dialah zat yang Maha mengetahui semua rahasia dibalik penciptaan seluruh makhluknya.
Mendengar penjelasan malaikat Izrail, bumipun diam tubuhnya begetar hebat karena takut kepada Allah, lalu malaikat Izrail merentangkan seluruh sayapnya dari Timur ke Barat, dan diambil beberapa jenis tanah, yang berwarna merah, putih, hitam, kuning, coklat dan kelabu. Itulah yang menyebabkan anak cucu keturunan Nabi Adam berlainan warna kulitnya.

Kemudian, malaikat Izrail membawa beberapa jenis tanah itu kehadapan Allah : “Ya Allah, zat yang Maha Mengetahui, inilah hambaMu yang datang membawa tugas”. 

Allah berfirman : “Engkau telah berhasil melaksanakan tugasmu, untuk itu Kupercayakan pula untuk mencabut ruh keturunan Nabi Adam as”.

“Ya Allah, alangkah berat tugas ini, karena hamba akan mendapat cacian dan makian dari mereka”. “Tidak! Tugasmu hanya mencabut roh, sedangkan kematian mereka ada sebabnya, diantara mereka ada yang mati kerana tenggelam, ada yang mati karena terjatuh, terbunuh, kemalangan, dan sebagainya”. Walaupun sebabnya bermacam-macam, tapi hakikat kematian itu hanya satu yaitu dicabutnya roh dari jasad mereka.

Kemudian Allah memerintahkan malaikat Mikail untuk mengambil 4 jenis air dari dalam syurga yaitu, air manis, air pahit, air masin, dan air tawar, lalu tanah yang telah diambil oleh malaikat Izrail pun disiram dengan keempat jenis air tersebut, maka jadilah keempat jenis air itu menempati sudut-sudut dalam tubuh manusia, yaitu air liur rasanya manis, air mata rasanya asin, air hidung rasanya amis dan air telinga rasanya pahit.



Allah berfirman dalam hadits qudsi : "Aku telah mencampur, tanah adam (yakni tanah yang dipilih oleh Allah sebagai bahan dasar penciptaan jasad Nabi Adam) dengan kekuasaanKu selama 4 hari."

Syekh Abdul Wahab berpendapat : Sesungguhnya Allah telah menciptakan jasad Nabi Adam dengan tanah yang diambil dari 7 lapis bumi, yaitu lapisan pertama Allah ciptakan kepalanya, lapisan kedua Allah ciptakan batang lehernya, lapisan ketiga Allah ciptakan dadanya, lapisan keempat Allah ciptakan kedua tangannya, lapisan yang kelima Allah ciptakan punggung dan perutnya, lapisan keenam Allah ciptakan pinggang dan pangkal pahanya, dan lapisan yang ketujuh Allah ciptakan kakinya.
 
Sedangkan Abdullah bin Abbas ra, berpendapat : Sesungguhnya Allah telah menciptakan jasad Nabi Adam dari tanah yang berasal dari beberapa negeri. Kepalanya berasal dari tanah Makkah, dadanya dari tanah Madinah, punggung dan perutnya dari tanah Hindustan, kedua tangannya dari tanah Syam dan kedua kakinya dari tanah Maroko.

Dalam riwayat lain beliaupun berpendapat, bahawa Allah menciptakan jasad Nabi Adam dari tanah yang berlainan yaitu :
- Kepalanya dijadikan dari tanah di sekitar Baitul Maqdis dan ia gunakan sebagai tempat berpikir dan bicara.
- Wajahnya dijadikan dari tanah surga, dan ia menjadi lambang bentuk kecantikan dan ketampanannya.
- Telinganya dijadikan dari tanah Thursina, dan ia digunakan untuk mendengar nasihat-nasihat agama.
- Dahinya dijadikan dari tanah Irak, dan ia dijadikan untuk sujud menyembah Allah SWT.
- Tangan kanannya dijadikan dari tanah di sekitar Ka’bah maka ia diperintahkan untuk menjadi orang yang dermawan dan suka menolong.
- Tangan kirinya dijadikan dari tanah Persia (Iran) maka digunakan sebagai alat untuk bersuci dari kekotoran.
- Matanya dijadikan dari tanah di sekitar telaga Kautsar, maka ia digunakan untuk melihat yang baik-baik.
- Perutnya dijadikan dari tanah Khurasan, maka perutnya cenderung merasa lapar dan butuh kepada makanan.
- Uratnya dijadikan dari tanah Babilonia, maka ia menjadi sarana pelampiasan syahwat manusiawi.
- Tulangnya dijadikan dari tanah Bukah, maka ia menjadi lambang keperkasaan dan kekuatan.
- Hatinya dijadikan dari tanah surga Firdaus, maka Allah, meletakkan di dalamnya iman dan hawa nafsu.
- Lidahnya dijadikan dari tanah Thoif, maka ia digunakan untuk bermunajat kepada Allah SWT.


Di dalam diri Nabi Adam terdapat 5 anggota badan yang paling penting dinamakan Panca Indera, yaitu mata sebagai alat melihat, hidung sebagai alat pencium, telinga sebagai alat mendengar, lidah sebagai alat merasa dan kulit sebagai alat meraba.

Roh masuk ke dalam tubuh Nabi Adam (manusia) melalui ubun-ubun dan langsung menuju otak, lalu ruh itu berputar di dalam jaringan-jaringan otak selama 200 tahun, kemudian turun ke mata, telinga, hidung, mulut dan lidah, lalu Allah mengajarkan ruh itu memuji kebesaranNya, maka ia segera mengucap اَلْحَــمْدُ ِللهِ (segala puji hanya untuk Allah yang telah menciptakan hamba). Allah menjawab dengan ucapan يرحمك يــا ادم (semoga Allah merahmatimu hai Adam).

Kemudian roh itu turun ke dada, ke perut dan sampai ke ujung kaki, setelah melihat dirinya telah sempurna, ia pun menggerakan tubuhnya hendak bangun, tapi tubuhnya masih lemah belum bertenaga, dan hal itulah yang menjadi sifat manusia, Allah berfirman :  
“Dan Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. Al-Isra : 10-11)

Allah pun memerintahkan malaikat Jibril untuk meniup ubun-ubun nabi Adam, maka mengalirlah darah disekujur tubuhnya, meresap ke dalam jaringan-jaringan tubuh menjadi daging, tulang, urat, kulit dan sebagainya. Perkembangan organ tubuhnya semakin hari kian tampak jelas, rambutnya menjadi panjang, kukunya bertambah sedikit demi sedikit.

Menurut sebuah riwayat dijelaskan, bahwa kulit Nabi Adam a.s putih (bersih bercahaya) seperti putihnya pangkal kuku (kuku muda), maka tatkala beliau melanggar larangan Allah yaitu memakan buah khuldi, Allah pun mengganti kulitnya, seperti kulit kita sekarang ini (yakni kulit penduduk negeri Arab pada umumnya) dan Dia meninggalkan bekasnya pada pangkal kuku, untuk menjadi peringatan bagi manusia dari mana sebenarnya mereka berasal.

Setelah sempurna kejadian fizikal dan rohaninya. Allah menutupi tubuhnya dengan pakaian surga yang terbuat dari benang emas bertahtakan permata dan mutiara, lalu Allah memasukkan nur Muhammadiyah ke dalam rohnya, sehingga membuat wajah dan tubuhnya bercahaya laksana bulan purnama. Dan nur Muhammadiyah ini berpindah-pindah dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain, atau generasi yang satu ke generasi lain, hingga sampai ke dalam ruh Abdullah bin Abdul Mutholib, yaitu ayahanda nabi Muhammad SAW dan pada akhirnya akan diterima oleh beliau sebagai pemilik nur tersebut.

Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat untuk mengajak nabi Adam menyaksikan kebesaran KerajaanNya di tujuh petala langit dan bumi selama 100 tahun. Maka tak satupun dari kerajaan Allah yang disaksikannya, kecuali bertambah kagum dan yakin atas kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.

Dalam perjalanannya mengelilingi alam semesta itu, beliau menaiki seekor kuda putih yang terbuat dari larutan minyak kasturi, namanya Maimun, kedua sayapnya terbuat dari permata, pelananya dari Zabarjad dan tali kendalinya dari batu Yakut. Dari mulutnya selalu terucap kalimat pujian dan sanjungan atas ke Maha Kekuasaan Allah SWT. Dan malaikat Jibril memegang tali kendalinya, sedangkan di sebelah kanan kirinya terdapat malaikat Mikail dan Isrofil yang mengawal perjalanannya.

Mereka berkeliling menyaksikan seluruh ciptaan Allah hingga tiba di Syurga Adn, seluruh penduduk syurga menyambut kedatangannya dengan suka cita, mereka bertasbih memuji Allah atas kesempurnaan ciptaanNya, yaitu menciptakan makhluk baru bernama manusia.

Nabi Adam pun memasuki halaman Syurga Adn yang bergemerlapan cahayanya, ia memberi salam kepada penduduk surga dengan ucapan اَلسَّــلاَ مُ عَلــَـيْكـُـمْ (Assalamu'alaikum) , lalu penduduk surga menjawab dengan ucapan وَعَــلَــيْكـُــمُ السَّـــلاَ مُ (Waalaikumussalam). dan ucapan inilah yang menjadi lambang pernghormatan seorang muslim bila berjumpa dengan saudaranya seagama, hingga hari kiamat.

Setelah itu Nabi Adam as tinggal di dalam Syurga Adn, maka sebagai teman hidupnya. Allah menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuknya yang sebelah kiri. Sebuah riwayat berpendapat, bahawa Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal di dalam surga Adn, hanya setengah hari akhirat (500 tahun dunia) saja. Dan Allah memberi kebebasan kepada keduanya untuk menikmati seluruh isi surga kecuali buah dari pohon khuldi (yaitu buah anggur kering yang pada zaman modern ini diperam untuk pembuatan minuman keras).


Iblis laknatullah tidak senang melihat kesenangan mereka, lalu ia menggoda Nabi Adam dan Siti Hawa untuk makan buah khuldi dengan alasan agar kehidupan mereka di dalam Syurga menjadi abadi. Mereka akhirnya melanggar larangan Allah untuk memakan buah khuldi tersebut, maka terlepaslah seluruh pakaian yang dikenakannya. Dan Allah pun mengusir mereka dari dalam Syurga hanya dengan memakai 3 helai daun, sehelai untuk badannya, sehelai untuk menutup auratnya, dan sehelai lagi untuk menutup sorbannya (kepalanya).

Pada saat itu, ada 5 makhluk yang terusir dari Syurga kerana terlibat dalam pelanggaran tersebut, yaitu Nabi Adam as, Siti Hawa, Iblis laknatullah, ular hitam dan burung merak (kedua makhluk ini terlibat, kerana turut serta merayu Nabi Adam dan Siti Hawa).

Syekh Ka’ab Al Ahbar berpendapat : Sesungguhnya Allah menurunkan mereka ke dunia pada tempat yang berlainan, Nabi Adam diturunkan di negeri Hindustan (pulau Sailon) dan Siti Hawa di Jeddah, sedangkan Iblis diturunkan di negeri Basrah, ular di negeri Ashpihan (Iran) dan burung merak dibuang kelautan lepas.

Setelah perpisahannya dengan Siti Hawa, Nabi Adam menyesali perbuatannya, ia menangis selama 300 tahun dan tidak berani mengangkat kepalanya ke atas langit karena malu kepada Allah, demikian halnya dengan Siti Hawa, keduanya merasa kehilangan. Kemudian Allah membantu mereka dengan memerintahkan angin untuk membawa suara Nabi Adam kepada Siti Hawa dan begitu pula sebaliknya, sehingga keduanya dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya seolah-olah mereka sedang berdampingan.

Setelah 300 tahun bertaubat menyesali perbuatannya, Allah menerima taubatnya dan memerintahkannya untuk menunaikan ibadah haji ke Ka’bah Baitullah, dan disanalah pada hari Jum’at Nabi Adam bertemu dengan Siti Hawa, yaitu di sebuah padang pasir yang amat luas dan tandus yang pada masa ini dinamakan Padang Arafah (pertemuan atau perkenalan). Mereka melepas rindu setelah ratusan tahun tidak berjumpa. Dan malaikat Jibril mengajarkan mereka, bagaimana mendapatkan keturunan, maka keduanya bersebadan pada hari Jum’at tersebut.

Berkat izin dan taqdir Allah, Siti Hawa hamil dan melahirkan 2 orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan, yang laki-laki diberi nama Abdullah sedangkan yang perempuan diberi nama Amatullah.

Dan pada tahun-tahun berikutnya, Siti Hawa hamil kembali dan melahirkan pula 2 orang anak, 1 laki-laki dan 1 perempuan. Yang laki-laki diberi nama Abdurrahman sedangkan yang perempuan diberi nama Amaturahman. Demikianlah seterusnya, hingga beliau melahirkan anak kembar sebanyak 20 kali, yaitu 20 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.

Para ahli sejarah berselisih pendapat tentang Qabil dan Habil, apakah mereka anak yang pertama atau anak yang terakhir, sedangkan kebanyakan para ahli mengatakan bahwa Habil adalah anak laki-laki pertama Nabi Adam sedangkan Qabil adalah anak yang kedua.
Sebagaimana yang lain Habil pun mempunyai saudara sekandung yang bernama Faliman (dalam riwayat lain bernama Labuda), dan Qobil mempunyai saudara sekandung perempuan, yang bernama Iqlima. Setelah mereka berusia remaja, Nabi Adam hendak menikahkan mereka, sedangkan manusia ketika itu hanya keluarga Nabi Adam saja, kemudian Allah mengutus malaikat Jibril untuk memberikan jalan keluarnya, maka sesuai dengan petunjuk Allah Habil harus menikah dengan Iqlima dan Qobil harus menikah dengan Labuda.

Habil sebagai pemuda yang soleh menerima peraturan tersebut sedangkan Qobil menolaknya, lalu ia membunuh saudaranya. Dan inilah pertumpahan darah pertama kali yang terjadi dalam sejarah umat manusia.

Setelah kematian Habil, Allah menganugerahkan seorang anak laki-laki yang bernama Syits, dalam bahasa Arab artinya pemberian Allah atau kurniaan Allah. Wajahnya, akhlaknya, imannya dan kesabarannya sama dengan yang dimiliki oleh Habil. Syits diangkat menjadi seorang Nabi, ia mendapat tugas dari Nabi Adam untuk memerangi Qobil dan pengikutnya.

Setelah genap usianya 1000 tahun (dalam riwayat yang lain usianya 930 tahun), nabi Adam berpulang ke Rahmatullah, pada hari Jum’at saat tergelincirnya matahari bertepatan dengan terjadinya gerhana matahari. Beliau berpesan kepada Nabi Syits untuk melanjutkan perjuangannya dalam menegakkan dakwah Islamiyah di muka bumi.
Mendengar kematian suaminya, Siti Hawa menangis tersedu-sedu, ia keluar dari mihrobnya (tempat solat) dan menangis di sisi maqam nabi Adam selama 40 hari. Setelah itu ia jatuh sakit hingga beberapa hari kemudian menyusul nabi Adam pulang ke Rahmatullah. Nabi Syits mengebumikan jasad ibunya di samping kiri maqam nabi Adam..
Wallahu a’lam


 

RECENT POSTS

Top Popular Posts