Rintik-rintik hujan masih jelas kedengaran
setitik demi setitik gugur kebumi
rahmat yang dikurniakan menyambut
Asma Mu berkumandang memenuhi ruang sang malam
Malam penuh takbir....
bergema memuji-muji Ilahi
aku lihat Ramadhan dari kejauhan
sayup kedengaran seolah-olah berkata
"Aku harus pergi, mungkin jauh dan sangat
lama"
Jiwa meruntun pilu
melepas kepergianmu dengan derai air mata
Ramadhan pun melangkah pergi
Syawal akan tiba sebentar lagi
tetapi kenapa dan mengapa?....
Jiwaku masih meruntun pilu
resah gelisah bisa deras degupan jantungku
kelaraan mencengkam menikam lubuk hatiku
sunyi sepi dan kebosanan
aku kebingungan amat
sepatutnya aku harus bergembira
fajar kemenangan syawal sedang ku tuju
ditemani malam penuh takbir
Di ambang pintu syawal ini
kedinginan fajar syawal menyelimuti tubuhku
bayu malam penuh takbir masih menderu-deru
menujah ruang kamarku dari celah-celah jendela
membawa seribu rahmat yang Maha Esa
sayup-sayup kedengaran
Allah hu Akbar!
Allah hu Akbar!
Allah hu Akbar… walillah hil hamd
syukur kiranya Dikau masih sudi mengizinkan
aku memuji dan memuja-Mu
walau dengan lidah dan hati yang berdosa
No comments:
Post a Comment