Kedatangan  Nabi Isa a.s akan didahului 
oleh keadaan dunia yang dipenuhi  kezaliman,  kesengsaraan dan 
peperangan besar yang melibatkan seluruh  penduduk  dunia, setelah itu 
kemunculan Imam Mahdi yang akan  menyelamatkan kaum  muslimin, kemudian 
kemunculan dajjal yang akan  berusaha membunuh Imam  Mahdi. Setelah 
dajjal menyebarkan fitnahnya  selama 40 hari, maka Nabi  Isa as akan 
diturunkan dari langit untuk  menumpaskan dajjal. 
Nabi Isa as akan tinggal di bumi selama 40 tahun, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits sahih dalam Sunan Abi Dawud, dari Abu Hurairah, "Baginda tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian wafat dan orang-orang Muslim menyalatinya."
Janji
 Allah pasti berlaku pada semua  hambanya, semua yang bernyawa pasti  
akan mati, begitu juga Nabi Isa as.  Setelah menjadi pemimpin yang  adil
 di akhir zaman, Allah SWT akan  mewafatkan Nabi Isa. Hanya Allah  SWT 
saja yang tahu bila dan dimana  Nabi Isa akan diwafatkan. Setelah  
wafatnya Nabi Isa as dunia kemudian  akan mengalami kiamat. 
Hapusnya Islam, hilangnya Al-Quran dan matinya orang-orang soleh
Setelah
 Islam tersebar meliputi Timur  dan Barat, Utara dan Selatan akan tiba 
pada satu masa Islam kembali  redup. Kejahatan berkembang, agama Agung 
dan al-Quran hilang, ilmu  lenyap dan Allah SWT mencabut nyawa 
orang-orang yang dalam jiwanya masih  mempunyai iman. Dengan demikian 
tidak tersisa di bumi, kecuali  makhluk-makhluk yang paling jahat dan 
atas merekalah kiamat terjadi.
Ibn
 Majah dan al-Hakim menyampaikan dari  Hudzaifah bin al-Yaman bahawa 
Rasulullah SAW bersabda "Islam dihapuskan  seperti hilangnya warna baju 
sampai tidak diketahui apa itu puasa, apa  itu solat, haji dan sedekah. 
Kitabullah dimusnahkan dalam satu malam  sampai tidak tersisa satu ayat 
pun, dan yang tersisa adalah datuk-datuk  dan nenek-nenek yang 
mengatakan 'Kami melihat orang tua kami mengatakan  laa ilaaha 
ilaallaah, maka kami pun mengatakannya.'" 
Orang-orang yang tersisa ini tidak mengetahui Islam kecuali kalimat tauhid yang sudah hilang dan lenyap. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahawa Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi kecuali atas orang-orang yang paling jahat."
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menjelaskan kepada kita bagaimana orang-orang soleh hilang diakhir zaman. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda "Allah mengirimkan angin dari Yaman lebih lembut dari sutera. Angin itu mencabut nyawa setiap orang yang dihatinya terdapat iman walaupun sebesar atom."
Dari
 Anas diriwayatkan bahawa Rasulullah  SAW bersabda "Tidak akan terjadi 
kiamat sampai dibumi Allah tidak  disebut-sebut lagi 'Allah'." 
Dalam Shahih Muslim
 disampaikan  dari an-Nawwas bin Sam'an, "Saad mereka dalam keadaan 
demikian, Allah  mengirimkan angin yang sejuk, melewati bawah ketiak 
mereka, mencabut  nyawa setiap Mukmin dan Muslim sehingga tinggallah 
orang-orang jahat  yang bersuka ria seperti keldai. Pada merekalah 
kiamat terjadi." 
Bukhari
 meriwayatkan dengan sanad dari  Mardas al-Aslami r.a bahawa Rasulullah 
SAW bersabda, "Orang-orang soleh  akan hilang satu per satu, sehingga 
tinggallah satu orang-orang sampah  seperti gamdum dan kurma, dan Allah 
sama sekali tidak mempedulikan  mereka." 
Di
 antara contoh terhapusnya Islam  ketika itu adalah terputusnya ibadah 
haji. Tidak ada lagi haji dan  umrah. Dalam Musnad Abu Ya'la dan 
Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dengan  sanad yang sahih dari dari Abu 
Said r.a bahawa Rasulullah SAW bersabda  "Kiamat tidak akan terjadi 
sampai Mekah tidak didatangi lagi untuk  haji." 
Tidak
 diragukan lagi bahawa hal ini  terjadi setelah angin yang berhembus dan
 mencabut nyawa orang-orang  soleh. Sebelum itu ibadah haji terus 
berlangsung. Dalam Shahih  al-Bukhari, diriwayatkan dari Abu Said 
al-Khudri bahawa Rasulullah SAW  bersabda "Masjid ini akan didatangi 
untuk haji dan umrah setelah  keluarnya Yajuj Majuj. 
Manusia kembali kepada kejahilan dan penyembahan
Jika
 Islam dihapuskan, al-Quran  dihilangkan dan angin yang sejuk mencabut 
nyawa semua orang yang  dihatinya ada iman sekecil apapun, maka umat 
manusia akan kembali kepada  kejahilan. Bahkan lebih dasyat daripadanya.
 Syaitan dipatuhi manakala  berhala disembah.
Dalam hadits Abdullah bin Amr di dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW menceritakan kepada kita apa yang akan terjadi setelah kewafatan Nabi Isa as diakhir zaman, "Kemudian Allah mengirimkan angin yang dingin dari arah Siria, sehingga tidak tersisa dimuka bumi seorang pun yang di dalam hatinya terdapat sebuti zarah kebaikan dan keimanan. Semuanya mati, bahkan kalau ada di antara mereka yang masuk ke dalam gunung, maka angin itu akan masuk kepadanya dan mencabut nyawanya." Abdullah bin Amr berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda "Tinggallah orang-orang jahat dalam keringanan burung dan mimpi-mimpi binatang buas. Mereka tidak mengetahui kebaikan dan tidak menolak kemungkaran. Syaitan membuat peraturan dan berkata "Apakah kalian akan patuh?" Mereka menjawap "Apa yang Anda perintahkan?" Syaitan memerintahkan mereka untuk menyembah berhala. Pada waktu itu rezeki mereka melimpah ruah dan kehidupan mereka sejahtera. Kemudian ditiuplah sangkakala."
Diantara berhala yang disembah ialah, Dzulkhilshah, Thaghiyah Daus, Lata dan Uzza. Dalam Shahih al-Bukhari
  diriwayatkan dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah SAW bersabda "Kiamat 
 tidak akan terjadi sampai tangan dan kaki perempuan suku Daus menari  
dihadapan Dzulkhilshah, iaitu berhala yang disembah di zaman jahiliah.  
Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari  Aisyah mendengar Rasulullah SAW 
bersabda, "Malam dan siang tidak akan  hilang hingga Lata dan Uzza 
disembah." Aisyah berkata, "Ya Rasulullah  SAW, saya menyangka ketika 
Allah SWT menurunkan ayat, "Dia-lah yang  mengutuskan Rasul-Nya dengan 
petunjuk dan agama kebenaran agar dia  memenangkannya atas semua agama, 
walaupun semua orang-orang musyrik  tidak menyukainya."   
 maka itu  telah selesai." Baginda bersabda "Hal itu akan terjadi sesuai
 dengan  kehendak Allah, kemudian Allah menghembuskan angin yang sejuk 
lalu  meninggallah semua orang yang dalam hatinya ada sebiji keimanan 
dan  tinggallah orang-orang yang tidak memiliki kebaikan. Mereka lalu 
kembali  kepada agama leluhur mereka.
Di zaman itu, akhlak akan menjadi sangat lemah. Al-Bazzar dalam Musnad-nya dan Ibn Habban dalam Shahih-nya meriwayatkan dari Abdullah Ibn Umar, Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi hingga orang-orang bersenggama  
  dijalan seperti keldai." Abdullah Ibn Umar bertanya, "Itu sungguh  
terjadi?" Baginda SAW menjawap "Ya, itu sungguh akan terjadi." Hadits  
ini mempunyai penguat pada riwayat al-Hakim iaitu sebuah hadits marfu'  
dari Abu Hurairah : "Demi zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya,  
kiamat tidak akan terjadi hingga seseorang lelaki meniduri seorang  
wanita di jalanan. Orang yang paling baik saat itu, adalah orang yang  
berkata, "Hai, mengapa tidak kamu melakukan lakukan dibelakang tembok  
ini?"
Hadits tersebut juga diperkuatkan dengan  hadits an-Nawaas Ibn Sam'an 
dalam haditsnya yang panjang tentang Dajjal  serta Yajuj Majuj. pada 
akhir hadits ini dikatakan, "Saat mereka dalam  keadaan seperti itu, 
Allah mengirimkan angin yang sejuk yang berhembus  di bawah ketiak 
mereka dan mengambil nyawa seluruh orang mukmin dan  muslim. Tinggallah 
orang-orang jahat yang bersenggama seperti keldai.  Pada merekalah 
kaimat terjadi. (HR Muslim, Ahmad, al-Hakim)  
Api yang menghimpunkan manusia
Tanda terakhir yang terjadi sebelum hari  kiamat adalah api yang keluar 
dari kawah Aden, yang mengiring manusia  ke tempat mereka dihimpun. 
telah disebutkan hadits Rasulullah SAW yang  menyebutkan bahawa ada 
sepuluh tanda kiamat. Baginda bersabda, "Akhir  dari semua tanda itu 
adalah api yang keluar dari Yaman, mengiring  manusia ke tempat mereka 
dihimpun."
Dalam Shahih al-Bukhari, dari  Anas r.a disebutkan bahawa 
Abdullah Ibn Salam mengetahui kedatangan  Rasulullah SAW ke Madinah 
(Hijrah). Ia pun menemui Nabi SAW untuk  menanyakan beberapa hal. dia 
berkata, "Saya akan menanyakan tiga  masalah: apa tanda pertama kiamat?"
 Rasulullah SAW menjawap "Tanda  pertamanya adalah api yang 
menghimpunkan manusia dari Timur ke Barat."   
Dalam Sunan at-Turmudzi, diriwayatkan  dari Abdullah bin Umar r.a bahawa
 Rasulullah SAW bersabda "Sebelum  kiamat akan keluar api dari 
Hadhramaut yang menghimpunkan manusia." Rapa  sahabat bertanya, "Ya, 
Rasulullah, apa yang harus kami lakukan saat  itu?" Jawap Baginda, 
"Jangan pergi ke Syam."   
Rasulullah SAW telah menceritakan bagaimana cara api itu mengumpulkan manusia. Dalam Shahih al-Bukhari,
  diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahawa Nabi Muhammad SAW bersabda,  
"Manusia akan dihimpunkan dalam pelbagai keadaan: rindu, takut, dua  
orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang
  menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta dan yang lain
  dihimpunkan oleh api yang duduk kalau mereka duduk, diam kalau mereka 
 diam, berada di pagi hari kalau mereka berada di pagi hari, dan berada 
 di sore hari kalau mereka berada di sore hari."   
Dalam Musnad Ahmad, Sunan at-Turmudzi dan Mustadrak al-Hakim
  diriwayatkan dengan sanad yang sahih Muawiyah Ibn Hidah bahawa  
Rasulullah SAw bersabda, "Kalian akan dihimpunkan dalam keadaan berjalan
  kaki atau berkenderaan atau ditarik dari muka-muka kalian di sini  
(sambil beliau menunjuk ke arah Syam).   
Yang terakhir dihimpunkan oleh api itu  adalah dua orang gembala dari 
Muzayyanah. Dalam sebuah hadits yang  diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim 
dan Ahmad dari Abu Hurairah r.a,  Rasulullah SAW bersabda "Madinah akan 
tetap baik seperti sebelumnya,  tidak diserang kecuali oleh yang 
ringan-ringan (dari binatang buas dan  burung). Yang terakhir 
dihimpunkan adalah dua orang gembala dari  Muzayyanah. Mereka 
dibangunkan oleh kambing mereka, kemudian mereka  mendapatinya menjadi 
buas hingga setelah mereka sampai ke tengah bukit,  mereka terkapar 
dengan muka ke tanah.   
Negeri yang menjadi tempat perhimpunan oleh api itu adalah Syam (Syria). Dalam kitab Fadha 'il asy-Syam
  karangan ar-Rab'i dririwayatkan dari Abu Dzar dengan sanad sahih 
bahawa  Rasulullah SAW bersabda, "Syam (Syria) adalah negeri perhimpunan
 dan  penyebaran." Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya, Ibn Majah dalam Sunan-nya dan ar-Rab'i dalam Fadha'il asy-Syam dari Maimunah binti Sa'd.   
Sebahagian ulama mengatakan bahawa  perhimpunan ini terjadi di akhirat. 
Al-Qurthubi menisbahkan pendapat itu  kepada al-Hulaimi dan Abu Hamid 
al-Ghazali.   
Al-Kithabi, ath-Thubi, al-Qadhi 'Iyadh,  al-Qurthubi, Ibn Katsir dan Ibn
 Hajar berpendapat bahawa perhimpunan ini  terjadi di akhir umur dunia, 
ketika api dibangkitkan dari kawah Aden  dan manusia dihimpunkan ke 
negeri Syam (Syria).   
Ibn Katsir menghuraikan hadits-hadits ini :  
Konteks hadits-hadits itu menunjukkan  bahawa perhimpunan ini adalah 
perhimpunan orang-orang yang hidup diakhir  umur dunia, dari luar tempat
 perhimpunan di daerah Syam (Syria). Mereka  ada tiga golongan. Golongan
 pertama dihimpunkan sambil makan,  berpakaian, dan berkenderaan. 
Golongan kedua  ada yang berjalan, dan ada  juga berkenderaan. Mereka 
bergantian naik satu unta, sebagaimana telah  disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim
 : dua  orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, 
empat  orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta. 
Ertinya,  mereka naik bergantian kerana tempat yang sempit, sebagaimana 
telah  dijelaskan dan ditafsirkan oleh hadits yang lain. Golongan ketiga
  dihimpunkan oleh api yang keluar dari kawah Aden yang mengepung 
manusia  dari belakang mereka dan mengiring mereka dari semua arah ke 
tempat  perhimpunan. Orang yang tertinggal akan dimakan oleh api 
tersebut.  
Semua itu menunjukkan bahawa ini terjadi  diakhir umur dunia, pada 
ketika masih ada makanan dan minuman,  kenderaan dan lain-lain dan 
ketika orang-orang yang tertinggal rombongan  dimakan oleh api itu. Jika
 ini terjadi setelah tiupan kebangkitan, maka  tidak ada lagi kematian 
dan menaiki kenderaan di tanah keras. Tidak ada  lagi makanan dan 
minuman mahupun berpakaian. Walau bagaimanapun, Abu  Bakar al-Baihaqi 
setelah meriwayatkan kebanyakan hadits ini mentafsirkan  keadaan ini 
berlaku dihari kiamat. Beliau menyokong pendapatnya dengan  menggunakan 
dalil "Hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa  menghadap 
Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan  Kami 
halau orang-orang yang derhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan  dahaga."
   
Bagaimana Abu Bakar al-Baihaqi dapat  meyakini kebenaran pendapatnya 
dalam mentafsir ayat itu dengan hadits  disebutkan "dua orang menunggang
 satu unta, tiga orang menunggang satu  unta, empat  orang menunggang 
satu unta, sepuluh orang menunggang satu  unta," dan ada penegasan yang 
jelas ialah bahawa keemungkinan mereka  mereka naik bergantian kerana tempat yang sempit. Pendapatnya tidak sesuai dengan fakta ini.   Wallahu a'lam.
Dr. Umar Sulaiman al-Asygar



